Anak SMA berpolitik, bagaimana bisa? (1) #LogikaGenZ


    Sejak 2021 akhir, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2021, aku yang notabenenya tak lebih dari seorang anak SMA ini memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai politik. Sesuatu yang keluar dari kebiasaan, walau sedari dulu aku memang telah begitu tertarik dengan dunia 'kelam' ini, hanya saja tak kusangka akan kuputuskan secepat itu.
    Alasan yang sesungguhnya dari bergabungnya aku kepada sebuah gerakan politik adalah karena banyaknya waktu luang, singkat cerita waktu aku dalam keadaan sedang tidak bersekolah. Daripada duduk diam, kenapa aku tidak mencoba hal baru saja?
    Bergabung dengan partai politik ternyata tak serumit itu, hanya perlu sudah berKTP dan mendaftar melalui website partai politik. www.psi.id/menjadi-anggota/ saat itu bukan website pendaftaran yang pertama kali aku kunjungi, tapi entah mengapa magnet PSI begitu kuat hingga menarik aku untuk mengirimkan data diri.

Nasi Kotak Solidaritas, Krian (16/04/22)

    Bergabung di partai politik yang cenderung masih sangat baru, membuat semuanya menjadi lebih tak terduga, anak SMA ini tiba-tiba ditelepon untuk dijadikan Sekretaris DPC (kecamatan) yang memang kala itu sedang kosong. Harus diakui, aku senang, perjalananku tidak perlu terlalu terjal dan panjang, namun di lain sisi aku sadar partai satu ini kekurangan orang. Apapun itu, aku menyetujuinya. Sejak saat itu dan hingga saat ini, Zahni Hafizh Atsari atau yang akrab dipanggil Yoko ini resmi menjadi seorang aktivis politik.
    Selayaknya struktur partai di tingkat kecamatan, aku mulai merencanakan banyak hal, A dan B, C dan D hingga X, Y dan Z. Akun media sosial kita siapkan, podcast-podcats dan konten-konten yang menarik anak muda juga disiarkan. Sebuah keuntungan mereka memiliku di sini, setidaknya aku masih muda dan paham yang anak-anak muda ingini. kurang dari sebulan, akun IG tersebut segera mencapai 150 followers. 

Podcast bersama Gus Cahyadin
 

"Politik sejatinya ada untuk mencapai 'en dam onia', sebuah kehidupan yang lebih baik."
    En dam onia, setidaknya hingga tiga bulan awal aku bergabung dan menjadi pengurus partai, aku belum memahami apa yang sebenarnya perlu dikejar atau dicapai dalam politik ini? Apakah semua hanya semata-mata elektoral dan menang pemilu? Atau adakah misi lebih besar daripada itu?
    Anak muda yang tertarik dan kemudian memutuskan bergabung dengan partai politik juga tidak sekonyong-konyong kodar mengerti apa yang harus dilakukan. Sebuah organisasi politis tentu memiliki perbedaan yang fundanmental dengan organisasi non-politis. Organisasi politik, seperti sebagaimana umumnya, tentu mengingini kekuasaan, baik pada lini legislatif maupun eksekutif. Kemudian harapannya kekuasaan tersebut digunakan untuk menyampaikan dan mewujudkan cita-cita partai. Kita akan bahas mengenai sejarah terbentuknya partai politik, apa, kenapa, kapan dan oleh siapa pada edisi berikutnya.

Sertifikat Sekolah Kader tingkat Madya

    Kepasahan mengenai tujuan berpolitik tentu harus dijawab, anak muda, apalagi yang telah merelakan dirinya sebagai kader tidak boleh dibiarkan tanpa arah. Partai menjawab persoalan tersebut, DPP melalui akun instagramnya mengumumkan dibukanya Sekolah Kader daring yang dapat diikuti semua kader dan anggota. Sebagai sebuah institusi politik, partai juga harus memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi kadernya, sekurang-kurangnya tentang sejarah dan apa yang akan diperjuangkan oleh partai tersebut sebagai landasan ideologisnya.
    Sekolah Kader yang diselenggarakan partai menggunakan platform aplikasi yang berbasis pada jaringan internet, sehingga semua kader anggota atau bahkan publik dapat mengaksesnya dengan mudah dari manapun dan kapanpun. Kemudahan ini juga didukung dengan sajian materi yang menarik, atraktif dan informatif. Kami dipahamkan tentang apa itu politik, apa itu partai politik, apa tujuan partai politik dan bagaimana mengejawantahkan politik sebagai en dam onia atau kehidupan yang lebih baik.

    Ternyata, dengan semangat dan pemahaman yang cukup, alih-alih hanya menjadi pemilih yang mudah diombang-ambing, anak muda seperti aku dan kamu juga bisa menjadi pelaku dan penentu di dalam tubuh partai itu sendiri. Dengan masuk dan terlibat aktifnya generasi milenial dan Z pada gerakan politis, tentunya akan mengikis kesan politik sebagai sesuatu yang jauh dari anak muda. Kalau kami bisa, kenapa kalian tidak?

-Yoko.1314

 
    

Komentar

REKOMENDASI